Jangan Cuma Berani Bermimpi, Beranilah Menggapainya!!

Do you have a dream?

Have you ever try to dream?

About something that seems too big for you to reach?

 

Saya yakin kita semua punya impian. Sebuah mimpi yang kita sendiri mungkin tidak yakin dapat terjadi. Sebagian orang bermimpi bisa jalan-jalan ke luar negeri suatu saat nanti, sementara sebagian lainnya memiliki impian untuk mengadakan pesta pernikahan yang anggun dan mewah. Well, itu semua mimpi saya sih. Saya punya impian jalan jalan ke Jepang atau Selandia Baru dan juga mengadakan sebuah pesta pernikahan yang tak terlupakan. hahaha

Saya punya sebuah cerita. Once upon a time, ada sekumpulan orang orang pecinta pop culture Jepang yang mengobrol iseng. Mereka merasa kesal karena event-event bertemakan Jepang di kota Malang hanya diadakan di awal tahun sehingga mereka harus menunggu selama satu tahun untuk menikmati event Jepang lagi. Salah seorang dari mereka bergumam “Enak kali ya kalau di Malang ada acara Jepang sepanjang tahun. Seenggaknya 3 atau 4 bulan sekali gitu”. Berawal dari obrolan iseng seperti itulah sebuah komunitas berbasis EO bernama Japan Culture Daisuki terbentuk. And yeah, kami membuat 3 event dalam satu tahun dengan rentang 3 bulan tiap eventnnya.

Kalau kita mungkin sadar, banyak sekali perandaian yang terlintas di benak kita. Andai aku ini, andai aku itu, ingin ini ingin itu banyak sekali. Sayangnya kamu engga mungkin meminta bantuan Doraemon untuk mewujudkan mimpimu, kamu ngga seberuntung Nobita. Nah yang harus kamu lakukan adalah berusaha. Mungkin ada diantara kalian yang membaca artikel ini berpikir “Please Zar, semua juga tahu kalau kamu mau sesuatu harus usaha”. Yang jadi masalah adalah, seberapa besar sih usaha kita?. Atau malah kita termasuk diantara golongan manusia NATO?. Well honestly, sometimes i did.

N.A.T.O is No Action talk Only

Saya pernah mendengar sebuah khotbah Jumat yang bagus dan berkesan tentang usaha dan mimpi. Seorang Muslim pasti ingin menginjakkan kakinya di tanah suci Makkah untuk menunaikan ibadah haji dan menyempurnakan rukun Islam. Yang jadi masalah adalah seberapa keras usahamu untuk menggapainya?. Sudah nabung? belum? banyak kebutuhan lain yang mendesak sehingga kita harus mengesampingkan tabungan untuk urusan ini. Tapi usaha yang bisa dilakukan untuk bisa pergi haji tidak hanya dengan menyiapkan uang lho. Sudah tahu belum bagaimana haji dilakukan? jika belum kita bisa mempersiapkan diri dengan mempelajarinya. Ngga punya uang buat ikutan bimbingan manasik haji? ada internet dong ya. Menjalankan ibadah haji bukan hanya tentang kapan kita bisa melaksanakannya, tetapi juga tentang kapan hatimu bisa sampai disana walaupun ragamu tidak.

So how about you Zar? Usaha apa yang sudah saya lakukan untuk menggapai mimpi saya? saya mempelajari syarat-syarat untuk bisa ke luar negeri terutama ke Jepang, biaya apa saja yang harus dikeluarkan, VISA, paspor, rute perjalanan, biaya hidup dan cara menjadi seorang backpacker di Jepang hingga informasi makanan dan produk halal yang dijual di supermarket (Kombini) di sekitar Tokyo. Sekarang saya engga mampu untuk ke sana, tetapi saya sudah berusaha dengan apa yang bisa saya lakukan sekarang. Mungkin ketika saya sudah mampu kesana, banyak hal yang telah berubah. Tapi apa salahnya menambah pengetahuan sekarang?.

Jadi kesimpulannya adalah, seberapa besar usahamu untuk memperhatikan juga hal kecil yang bisa membantumu melangkah selangkah lebih dekat dengan mimpimu akan menentukan seberapa berharganya mimpi itu untukmu. Sebagai penutup, saya punya sebuah cerita lagi. Saya dan beberapa orang teman memiliki mimpi untuk membuat sebuah film animasi pendek tentang kami. Sebuah film animasi dengan soundtrack milik kami sendiri. Kami bermimpi, dan inilah wujud dari mimpi kami 😀